Analisis Eksistensialisme Dalam Buku Orang Asing
- Michelle Devina
- Sep 10, 2020
- 3 min read
Pada bab pertama dalam buku, pembaca diberitahukan tentang kepergian dari ibu dari tokoh utama bernama Meursault. Dalam topik ini, permasalahan eksistensi nya adalah kematian dan kehilangan. Meursault kehilangan ibu kandungnya karena penyakit kanker. Bukan hanya tokoh utama saja, tetapi orang-orang yang pernah menjadi teman dari ibu ini juga merasakan kehilangan, terlihat dalam kutipan di bawah ini:
“Sejurus kemudian salah seorang wanita mulai menangis. Ia duduk di deretan kedua, tersembunyi belakang salah seorang temannya, dan aku sukar melihatnya. menangis dengan sedu sedan kecil, dengan teratur: kurasa ia tak akan pernah berhenti tersedu-sedu. Yang lain tampak seakan-akan tidak mendengarkannya. Mereka pasrah, murung, dan membisu.”
Kehilangan dan kematian adalah salah satu permasalahan eksistensi terberat, karena yang terdampak dari kematian bukan hanya 1 atau 2 orang, melainkan semua orang yang pernah kenal dan berteman dengan orang tersebut. Penulis sangat mahir dalam menulis perasaan kehilangan dari orang-orang terdekat ibu itu, karena cara dia mendeskripsikan perilaku tokoh-tokohnya sangat realistis tetapi tidak terlalu dramatis.
Jika pembaca lebih teliti membaca buku ini, bisa dilihat bahwa Meursault tidak terlalu peduli dengan kepergian ibunya, jika dilihat dari kutipan ini:
“Tentu saja, aku amat mencintai ibu, tetapi hal itu tidak berarti apa-apa. Semua makhluk yang sehat pernah mengharapkan kematian orang yang mereka cintai.”
Hal ini sangat absurd sekali, karena bagaimanapun juga seorang anak jika kehilangan orangtua, pasti akan merasa sedih. Tetapi jika dilihat dari biografi dan kebiasaan penulis dalam membuat cerita, saya pikir memang tujuan dari penulis untuk menunjukkan tentang konsep absurdisme dimana makna kehidupan itu dibuat sendiri oleh manusia, dan ia ingin memberikan gambaran tentang hidup tanpa makna dalam kepribadian Meursault. Jadi bisa kita lihat sepanjang buku ini si tokoh utama hidupnya seperti hampa dan penuh kekosongan, padahal banyak kejadian-kejadian luar biasa yang terjadi padanya.
Permasalahan eksistensi lain yang terdapat dalam buku ini adalah kekerasan. Di buku ini banyak saya temukan kekerasan tanpa sebab, misal kepada hewan dan kepada kekasih perempuan.
Hal ini bisa dilihat dari kutipan di bawah:
“Kita dapat melihat mereka sepanjang Jalan de Lyon, si Anjing menarik laki-laki itu sehingga Salamano cua melengkung tubuhnya. Lalu ia memukuli dan menyumpahi anjingnya. Si Anjing mengendap karena takut dan membiarkan dirinya diseret. Pada saat itu giliran si Tua yang menariknya. Bila si Anjing sudah lupa, kembali dia yang menarik majikannya, dan kembali ia disumpahi dan dipukuli.”Kutipan lain yang menjadi bukti adanya kekerasan terhadap perempuan contohnya:“la memukuli perempuan itu sepuas-puasnya. Sebelumnya ia tidak memukulnya. "Aku menamparnya, tetapi dikatakan dengan lembut. la menangis sedikit. Aku menutup tirai jendela, dan semua berakhir seperti biasa. Tetapi sekarang persoalannya parah. Dan kurasa aku belum cukup menghukum nya." “
Contoh kejadian lain mengenai kekerasan yang bisa dibilang adalah inti utama dari cerita ini adalah ketika tokoh utama membunuh orang dengan menggunakan pistol. Pembunuhan adalah kekerasan yang ‘level’ nya paling tinggi. Tetapi seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya, si tokoh utama ini masih acuh tak acuh dengan apa yang telah diperbuatnya, dan dengan apa yang ia hadapi di pengadilan.
Satu lagi contoh eksistensi yang terdapat dalam buku ini adalah keyakinan. Dalam buku ini, Meursault berkata bahwa ia tidak percaya Tuhan saat ditanya oleh hakim. Sang hakim sendiri diceritakan bahwa ia adalah orang percaya kepada Tuhan dan marah saat Meursault mengakui bahwa ia tidak percaya Tuhan. Pembaca bisa melihat sudut pandang hakim mengenai agama dalam kutipan ini:
“Semua orang percaya kepada Tuhan, juga mereka yang berpaling dari wajahnya. Itulah keyakinannya, dan jika ia sampai meragukannya, hidupnya tak akan lagi mempunyai arti.”
Pembaca bisa melihat apa yang ingin disampaikan oleh penulis tentang absurditas dan bagaimana manusia melarikan diri saat menghadapinya melalui respon dari Meursault yang masa bodoh dengan agama. Albert Camus memiliki pandangan bahwa agama adalah suatu sarana yang buruk bagi manusia untuk melarikan diri dari kehidupan sesungguhnya, dimana di masa depan mereka akan mati.
Dari sedikit contoh permasalahan eksistensi yang telah dibicarakan, pembaca bisa melihat dan mengetahui makna asli dari karya Albert Camus ini. Inti dari karya Albert Camus adalah hidup ini penuh dengan masalah-masalah eksistensi yang dibuat dan diberi makna oleh manusia sendiri untuk menghindar dari tujuan akhir manusia yaitu kematian.
Comments